Percayakah anda bahwa hidup ini adalah pilihan? Artinya,
anda memiliki pilihan-pilihan dalam setiap kesempatan yang harus anda putuskan.
Tidak banyak orang yang merasa dirinya memiliki banyak pilihan bahkan yang
terjadi mereka menyerah dengan keadaan. Tidak mudah memang menyadarkan
seseorang akan pilihan-pilihan yang mereka miliki terlebih bagi mereka yang
mengalami kegagalan berulang kali dan hidup dihadapkan dengan kondisi
keterbatasan. Rasanya hari-hari hanya dihadapkan dengan pilihan hitam dan
putih, tidak ada pilihan abu-abu.
Situasi yang demikian, bisa kita temukan pada mereka yang
dihadapkan pada permasalahan. Seorang penderita penyakit kronis dan mendapat
vonis hidupnya tinggal menghitung hari, umumnya merasa tidak banyak pilihan.
Mereka yang 'memvonis' dirinya sendiri juga mereka yang 'divonis' lingkungan
tidak akan berhasil, tidak akan mampu menyelesaikan masalah dst rata-rata juga
merasa tidak punya banyak pilihan dalam hidup. Yang terjadi kemudian, mereka
’menyerah’ dengan keadaan dan mendapati diri mereka semakin hari semakin lemah
dan semakin dekat dengan batas kehidupan. Sulit memang meyakinkan orang-orang
yang mendapati hari mereka terhimpit dengan vonis dan merasa hidupnya sudah
berakhir. Saya dan juga anda sendiri mungkin ketika dalam kondisi yang demikian
merasa butuh energi besar untuk diyakinkan. "Saat stagnan dalam
pencapaian, seseorang butuh untuk diyakinkan bahwa harapan juga keinginan
mereka masih layak untuk dicapai dan mereka tidaklah sendirian dalam kehidupan
ini."
Keberanian untuk memutuskan, itulah yang diperlukan.
Keberanian itu muncul ketika keyakinan terus dibesarkan. Jika seseorang dalam
keadaan sakit dan tervonis maka putuskan untuk sembuh kembali. Jika anda
seseorang yang dihadapkan dengan kemalangan-kemalangan maka tumbuhkan harapan
bahwa esok akan tiba hari yang lebih baik. Jika ada orang yang putus asa maka
yakinkan dia bahwa ketika keyakinan muncul maka akan muncul pula
keajaiban-keajaiban. Dengan mengkungkung diri pada keterbatasan dan vonis sama
halnya semakin mempercepat ’kematian’. Terbelenggu 'vonis' diri dan lingkungan
hanya akan menyempitkan kesempatan. Lihatlah banyak orang yang direpotkan
dengan keadaan mereka yang tebelenggu 'vonis' dan keputusan untuk putus asa
bukanlah jalan penyelesaian. Bukankah orang yang selama ini memberi perhatian
akan semakin bahagia dan merasa tidak sia-sia apa yang mereka lakukan jika anda
meyakinkan mereka bahwa anda akan pulih kembali, anda lebih optimis? Wajah
keceriaan anda akan menjadi berita gembira bagi mereka. Dan tahukah bahwa
merasa gembira merupakan langkah awal kesembuhan seseorang? Optimisme dan
harapan akan membuka banyak peluang. Merasa bahagia akan meningkatkan imunitas
tubuh, menjadikan gen mengembang, dan memberikan energi positif pada
lingkungan. Milikilah harapan karena itu adalah nyawa bagi setiap orang.
Memutuskan untuk menjadi lebih baik diawali dengan
menumbuhkan harapan dalam diri, optimisme, dan keyakinan yang kuat pada Tuhan.
Manusia tidak bisa menentukan hasil akhir dari apa yang dia alami tetapi
manusia memiliki tugas untuk melakukan sebab-sebab agar hasil akhir terjadi
sesuai yang dia harapkan. Memutuskan untuk menjadi sembuh, lebih optimis dalam
meraih impian, dan menjalani hari-hari lebih bahagia pada dasarnya merubah
kebiasaan (meminimalisasi) kata-kata negatif, keluhan, dan persangkaan buruk
terhadap segala keadaan. Tahukah anda bahwa senjata pembunuh paling berbahaya
bukanlah senjata kimia atau biologis tetapi kata-kata negatif? Masa depan seseorang bisa berantakan gara-gara kata-kata negatif yang
diberikan lingkungan. Kata-kata oleh diri sendiri yang bernada keluhan, protes
juga tidak kalah akibatnya; menjadikan tubuh semakin lemah dan semakin tidak
bergairah.
Keberanian membuat keputusan berarti melakukan usaha
terbaik dan menyerahkan hasilnya pada Tuhan. Ada kekuatan keyakinan yang
bekerja. Tidak ada yang lebih berharga dibanding keyakinan pada Tuhan. Ketika keyakinan itu terkikis dan tercerabut, apa yang bisa manusia
andalkan? Duri kecil yang mengenai kaki bisa menghantarkan pada kematian jika
Tuhan menghendaki. Satu nyamuk demam berdarah bisa menjadikan akhir hayat seseorang
jika Tuhan memang menakdirkan. Demikian juga, permasalahan besar, penyakit
separah apapun jika Tuhan berkehendak maka tidak ada yang mampu mencegahnya.
Allah SWT memiliki sekian jalan penyelesaian yang manusia tidak pernah
sangka-sangkakan.
Dalam bagian sebelumnya, anda telah mencoba memahami
keluhan yang anda rasakan, respon, dan dampak dari respon tersebut. Keluhan
biasanya bukan menyelesaikan permasalahan tetapi malah menambah parah keadaan. Lebih jauh lagi
makin parah makin mengeluh, wah bisa makin complicated keadaannya. Anda perlu memutuskan, memberanikan diri untuk
bangkit dari keluhan dan keterpurukan. Terkadang orang tidak menyadari bahwa
selain ketakutan, ada keberanian dalam diri seseorang. Dalam diri setiap orang
ada dua sisi, ketakutan-keberanian, optimisme-keputusasaan, lemah-kuat dst.
Ketika dihadapkan keadaan yang buruk seseorang merasa takut maka mengeluh
berarti menguatkan ketakutan. Kenapa anda tidak mencoba menguatkan keberanian
dalam diri anda dengan menumbuhkan harapan, menyiraminya dengan optimisme?
Dengan demikian, detik ini putuskanlah untuk menguatkan keberanian, harapan,
optimisme dalam diri anda. Jika anda sakit parah maka putuskan diri anda akan
mendapati kesembuhan, jika anda lama belum menemukan jodoh maka putuskan anda akan
segera mendapatkannya dst.
Keadaan yang Anda Keluhkan
|
Pernyataan Keputusan yang Menggambarkan Harapan,
Optimisme, Keberanian Anda
|