Siapa yang
tidak mendambakan kebahagiaan? Pastilah semua orang di dunia ini sangat ingin
bahagia. Kalau bisa selamanya. Namun kenyataannya, banyak orang yang merasa
menderita dan tidak merasa bahagia. Berikut ini adalah 4 resep agar bahagia.
1. Syukuri Apa
Yang Ada, Hidup Adalah Anugerah
Hidup adalah
anugerah tersendiri yang diberikan Tuhan. Hal ini yang sering tidak disadari
dan jarang disyukuri. Ada banyak hal lain dalam kehidupan ini yang perlu
disyukuri. Badan yang sehat, pikiran yang waras, waktu luang, dan banyak lagi.
Allah SWT menjanjikan tambahan nikmat bagi mereka yang bersyukur dan
menyediakan siksa bagi mereka yang kufur alias mengingkari nikmat. Jika ada
pengemis datang ke rumah anda minta sedekah, lalu anda member uang, dan sebelum
pergi si pengemis mengucapkan terima kasih sekali pada anda, tentu anda tidak
keberatan untuk memberi lagi jika dia datang di lain hari. Kalau dia
ngomel-ngomel padahal sudah anda kasih, tentulah di lain waktu anda akan usir
atau memarahi dia. Maka, berterima kasihlah. Bersyukurlah.
2. Berhenti
Membandingkan, Coba Lihat Ke Bawah
Orang merasa
menderita karena dia biasa membandingkan. Lebih sering melihat ke atas dan
jarang melihat ke bawah. Tetangga beli mobil baru, hati merasa panas, dan
merasa kalah. Sedih. Teman gajinya naik, pikiran jadi puyeng. Sedih lagi. Berhentilah
membandingkan. Jika ingin membandingkan, lihatlah ke bawah.
“Alhamdulillah
punya mobil, tidak baru sih, daripada tetangga yang punyanya motor”, yang punya
mobil.
“Syukur ya,
punya motor, tetangga kemana-mana jalan naik sepeda ontel”, yang punya
motor.
Yang punya
sepeda, “Lumayan punya sepeda, itu lho
tetangga jalan kaki”.
Yang biasa
jalan kaki, “Alhamdulillah, sehat dan
jalan kaki. Ketimbang tetangga yang sakit dan tidak bisa jalan”.
“Alhamdulillah,
masih diberikan usia panjang bisa melihat anak cucu, itu tetangga udah
meninggal”, yang tidak bisa jalan kaki.
Bahagia itu
memang soal pinter-pinter membandingkan saja. Iya ndak?
3. Murah
Senyumlah Pada Orang Lain
Bahagia lalu
senyum atau senyum dan jadilah bahagia? Ternyata senyum itu mengaktifkan neurotransmitter dalam otak yang
mengurusi kebahagiaan. Ada koneksi antara fisik dan psikologis. Kalau fisiknya
(senyum), maka psikologisnya juga akan terbangun kebahagiaan. Selain itu,
senyum terhitung juga ibadah ketika senyumnya pada orang lain. Ingat ya, senyum
ya senyum tapi jangan terus senyum-senyum sendiri saat sepi. Dikira orang
sableng nanti. Hehehe…
4. Selalu
Berprasangka Positif, Lebih-lebih Pada Takdir
Enak kalau
orang bisa selalu berprasangka positif, lebih-lebih pada takdir. Percayalah
bahwa Tuhan menghendaki setiap hambanya hidup bahagia. Para nabi turun ke dunia
juga mengajarkan doa yang isinya permohonan kebahagiaan dunia dan akhirat. Andai
tidak dapat sepenuhnya kebahagiaan di dunia, tentulah berprasangka positif
dengan usaha terbaik kalau di akhirat dapat fasilitas yang membahagiakan. Temukanlah
hikmah dalam setiap hal, pastinya mengandung hal baik.
Manusia
memang menginginkan bahagia terus tapi pada kenyataannya, Tuhan menciptakan
semua hal di dunia ini berpasangan. Ada bahagia, ada sedih; ada siang, ada
malam dst. Kalau isinya siang terus, pasti tidak menyenangkan. Kalau malam
terus, juga tidak menyenangkan. Jadi, keduanya ada adalah bagian kebaikan untuk
manusia. Andai ada ujian, Yakinlah ujian itu pastinya bisa terlampaui. Berbahagialah.