“Masak aku yang harus
ngejar-ngejar dia. Harusnya dia dong yang cowok, aku kan cewek”, itulah
kiranya ungkapan perasaan gemes pada
cowok yang tak kunjung datang memberi kepastian. Tebar pesonan pada wanita.
Wanitanya sudah baper dan GR tetapi masih saja tidak ada
kepastian. Mungkinkah sudah menjadi suratan wanita hanya bisa menunggu?
“Dia sebenarnya mau ndak ya sama
aku? Kalau aku serius sama dia, aku yang masih belum siap”, itulah yang
mungkin saja ada dalam pikiran cowok. Memang ada cowok yang masih saja ragu.
Ada rasa suka tetapi ragu untuk mengungkapkan. Orang lain sudah menilainya
sangat siap untuk menikah tetapi belum juga ada yang dilamar. Giliran ada teman
cowok yang tetiba menikah, dia merasa keduluan. Lalu bagaimana?
Untukmu wanita yang hanya bisa menunggu,
pahamilah bahwa posisi wanita sesungguhnya tidak harus pasif alias berdiam
diri.
Dalam ukuran budaya Indonesia mungkin saja
memang dianggap tabu ketika wanita mengajukan diri untuk dilamar. Namun
demikian, kalau menengok sejarah, Khadijah mengajukan diri untuk dilamar nabi
Muhammad SAW dengan mengutus orang kepada keluarga nabi guna menyatakan maksud
hati Khadijah. Keluarga nabi Muhammad menanyai beliua dan beliau setuju.
Selanjutnya, keluarga nabi Muhammad melamar Khadijah. Mereka kemudian menikah.
Jika belajar dari sejarah tersebut, secara agama diperbolehkan. Tentunya
sebelum mengajukan diri, pastikan si cowok juga suka dan keluarga mendukung. Hal
terpenting adalah tetap menjaga diri agar tidak melakukan perbuatan yang justru
lebih dekat dengan dosa.
Laki-laki
yang ragu itu butuh untuk diyakinkan dan dikuatkan. Berikanlah dukungan positif
atas usaha baik yang dia lakukan.
Laki-laki
terbiasa hidup dengan logika. Semuanya dihitung dan semuanya berusaha untuk
dipastikan dengan logikanya. Kalau urusannya terkait dengan perasaan, itu yang
terkadang membuatnya mengalami keraguan. Urusan perasaan berusaha dia
logikakan, jadilah adu ‘kekuatan’ logika vs perasaan. Karena itu, laki-laki
butuh diyakinkan dan dikuatkan. Diyakinkan bahwa dia bisa menghadapi semuanya.
Dikuatkan bahwa ada orang yang siap selalu mendukung dia. Toh, pada hakikatnya
hidup berumah tangga adalah saling mendukung antara suami-istri; logika-perasaan;
otak-hati. Bukan saling bertentangan tetapi saling bekerjasama untuk saling
menguatkan.
Membantunya
dengan doa itu lebih berguna dibandingkan hanya diam dalam penantian. Jika
jodoh pastinya akan bersatu.
Jangan
pernah ragu akan kekuatan doa. Doa itu bisa mengubah masa depan selain dengan
usaha tentunya. Berapa banyak keajaiban dalam kehidupan kita ini yang pada
dasarnya tidak lepas dari kekuatan doa? Karena itu, biasakan untuk selalu
mendoakan dia dalam setiap kesempatan. Mengobati kerinduan dan menghalau
jenuhnya penantian dengan tulusnya doa pada sepertiga malam. Serahkan padaNya,
pastilah kalau jodoh akan disatukan. Mohonkan kemudahan jalan menuju pelaminan
dan nantinya hidup berumah tangga dalam ketaatan serta kebahagiaan.
Jangan
terlalu lama galau dalam penantian. Hidup harus berlanjut. Teruslah berkarya
dan melakukan yang terbaik.
Jodoh itu
unik. Tidak bisa diburu-buru, tidak bisa kalau didiamkan. Aneh memang. Namun
demikian, percayalah di sisi belahan bumi sana ada orang yang khusyuk berdoa
saat anda berdoa. Ada orang yang terus bergerak maju guna menyambut jodonya.
Jodoh itu adalah anda, maka teruslah bergerak. Biarkan Allah SWT mengatur
pertemuannya. Teruslah berkarya dan mendewasa. Ketika waktunya tiba, Allah SWT
bisa saja memberikan kejuatan dan mengatur semua sehingga so amazing.
Jadi untuk
wanita yang hanya bisa menunggu, tidak perlu terus termangu. Menunggu memang
tidak menyenangkan, lebih-lebih jika tidak ada kepastian. Namun demikian, itu
lebih baik karena ada wanita cantik yangkarena alasan tertentu lama tidak nikah-nikah.