-->

Kalau Biasa Merasakan Rasakan 4 Hal Ini, Itu Tandanya Hatimu Rindu Menikah,


Menikah adalah sebuah fitrah. Selain memenuhi kebutuhan biologis, ada pula kebutuhan psikologis, sosial, dan spiritual dalam menikah. Kebutuhan biologis untuk meneruskan keturunan, kebutuhan psikologis berupa ketenangan batin, kebutuhan sosial sebagai makhluk sosial, dan kebutuhan spiritual karena menikah bagian dari ibadah. Kapan tandanya seseorang ingin menikah? Perlu kiranya menyelami sisi terdalam dari hatinya. Inilah yang biasa dirasakan ketika hati rindu menikah:

Saat kamu merasa bahwa visi besar dalam hidupmu tidak bisa dicapai sendirian. Ada perasaan butuh lebih dari sekedar teman.


Dalam kehidupan ini, masing-masing orang memiliki angan-angan atau impian. Walaupun lahir sendirian ke dunia tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri. Pada awalnya, keluarga yang mencurahkan cinta padanya, beranjak besar seseorang membutuhkan teman sampai akhirnya dia menyadari bahwa tidak semua hal bisa diceritakan dan dibagi dengan teman. Butuh lebih dari seorang teman atau sahabat, yaitu pasangan hidup. Dengan pasangan hidupnya masing-masing saling menguatkan, bahu membahu, saling menyemangati guna mencapai impian besar dalam kehidupan. Bahagia di dunia juga di akhirat. Jika seseorang merasa butuh lebih dari seorang teman, patut dipahami barangkali itulah bisikan hati yang rindu ingin menikah.

Saat biasa mengurusi undangan pernikahan teman dan hadir pada pesta pernikahannya, dalam hati berkata, “Kapan ya, giliranku seperti dia?”


Mendapati kabar bahagia dari teman tentulah ikut senang. Jika berulang kali mendapati kabar dari teman, saudara, kenalan tentunya ada perasaan ingin mendapatkan apa yang mereka sudah dapatkan termasuk juga menikah. Biasa mengurusi undangan teman dan menghadiri pesta pernikahan, apa tidak ingin jika pada waktunya nanti juga menikah? Pastinya bagi orang yang normal ada keinginan untuk menikah. Hanya perihal waktu, kalau jodoh pasti bertemu.

Saat diri sudah bisa memahami dan menerima perbedaan serta bisa menemukan persamaan dalam perbedaan. Itulah modal dalam berumah tangga.


Tidak ada dua orang yang sama persis di dunia ini sekalipun kembar siam. Pastilah ada sesuatu yang unik dari masing-masing. Demikian juga ketika mencari pasangan hidup bahwa tidak akan mungkin menemukan orang yang benar-benar sesuai dengan keinginan. Pastilah hal yang tidak sesuai harapan dan perbedaan itu ada untuk diterima. Lagipula, tidak semua yang berbeda itu bertentangan. Ada yang saling melengkapi, saling menguatkan, dan saling menghebatkan. Ketika seseorang sudah bisa memahami dan menerima perbedaan, maka tengoklah ke dalam hati, adakah keinginan hati untuk menikah. Karena itu adalah modal dalam berumah tangga.

Sudah lulus kuliah, punya pekerjaan, berpenghasilan, usia sudah cukup matang. Tidakkah hati rindu menikah?


Target lulus kuliah sudah tercapai, pekerjaan sudah punya, gaji juga ada, usia sudah semakin bertambah, pastinya akan ada orang yang bertanya, “Sudah punya calon belum?” atau “Kapan nikahnya?” Sekali atau dua kali ditanya, bisa saja menghindar tapi kalau berkali-kali ditanya, hanya bukti yang bisa menjawab. Setidaknya kalau ada orang yang bertanya demikian, itu artinya mereka peduli dan mereka menganggap memang sudah tiba waktunya untuk menikah. Lebih-lebih kalau yang meminta itu orangtua terutama itu, “Ibu sudah pengen menggendong cucu”. Setelah lulus, bekerja, selanjutnya adalah menikah sebagai bentuk bakti anak pada orangtua karena setiap orangtua pastinya menginginkan anaknya menikah dan hidup bahagia. Walaupun demikian, keputusan menikah ada pada masing-masing orang karena dia bersama pasangannya yang akan menjalani. Tidakkah hati rindu menikah?
Ketika hati rindu menikah dan sudah meniatkan diri. Pahamilah yangbisa menjadi kendalanya. Ketahui juga solusi yang bisa mengatasinya. Semoga dalam kemudahan dan kebahagiaan. 
BERIKAN KOMENTAR ()