-->

Lamaran Kerja Anda Ditolak? Cermatilah, Ini Sejumlah Penyebabnya

 Apakah anda pernah melamar pekerjaan ke sebuah perusahaan dan lamaran anda ditolak? Berikut ini informasi penting tentang sejumlah penyebab lamaran pekerjaan ditolak oleh sebuah perusahaan. Perlu diketahui bahwa lamaran pekerjaan yang ditolak oleh perusahaan tidak melulu karena kemampuan intelektual si pelamar yang tidak memenuhi syarat. Ada sejumlah alasan dan latar belakang lain yang menyebabkan lamaran kerja ditolak oleh sebuah perusahaan. Tentunya, alasan dan latar belakang penyebab tersebut tidaklah semua orang mengetahuinya. Berikut beberapa alasan perusahaan menolak lamaran pekerjaan yang perlu jadi perhatian bagi para pelamar kerja:

1. Administrasi yang tidak memenuhi syarat


Dalam melamar pekerjaan, sudah bukan hal aneh lagi jika memerlukan persyaratan administrasi. Syarat administrasi berupa kelengkapan berkas/dokumen administrasi yang diminta perusahaan. Beberapa syarat administrasi yang dipersyaratkan antara lain syarat pendidikan dibuktikan dengan ijazah, syarat IPK dibuktikan dengan transkip nilai, syarat pengalaman kerja dibuktikan dengan curiculum vitae/surat keterangan masa kerja, dll. Syarat administrasi biasanya menjadi syarat untuk seleksi awal sebelum melakukan seleksi lanjutan. Apabila syarat ini tidak dipenuhi, maka jangan harap lamaran kerja Anda diterima oleh perusahaan.

2. Kompetensi pelamar yang tidak memenuhi syarat


Setelah syarat administrasi, selanjutnya adalah syarat kompetensi minimal yang harus dimiliki pelamar. Berbeda dengan syarat administrasi, tidak semua perusahaan menyampaikan secara lengkap terkait dengan syarat kompetensi minimal dalam pengumuman maupun disampaikan kepada pelamar. 


Kompetensi secara umum dibagi menjadi soft competency dan hard competency yang penilaiannya juga tidak sama. Soft competency dinilai dengan indikator perilaku tiap level kompetensi, sedangkan hard competency dinilai dengan bukti kompetensi sesuai dengan kriteria unjuk kerja yang ditetapkan dalam unit kompetensi. Syarat kompetensi terkadang dibuktikan melalui sertifikat kompetensi yang dimiliki pelamar meskipun tidak jarang perusahaan melakukan uji kompetensi sendiri untuk menghasilkan data calon pegawai yang valid. Nilai ijazah atau IPK hanya bagian dari kompetensi, pelamar dengan IPK tinggi tidak menjamin tingginya kompetensi seseorang. Beberapa contoh jenis soft competency yang disyaratkan seperti; kemampuan dalam berkomunikasi, kemampuan merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaan, kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, serta kemampuan dalam melakukan analisis. Hard competency berupa kemampuan untuk melaksanakan teknis pekerjaan semisal merakit mobil, menggunakan komputer atau mengoperasikan mesin tertentu merupakan. Kalau hasil penilaian kompetensi pelamar tidak memenuhi syarat minimal kompetensi yang dipersyaratkan, maka perusahaan tidak segan untuk menolak lamaran pekerjaan si pelamar kerja.

3. Ketidaksesuaian kualifikasi yang dibutuhkan perusahaan dengan kualifikasi yang dimiliki pelamar


Jika pelamar tidak memenuhi syarat kompetensi, kemungkinan besar akan ditolak, tetapi pelamar yang memiliki kompetensi melebihi standar kompetensi yang dipersyaratkan juga tidak ada jaminan untuk diterima. Kompetensi merupakan bagian dari kualifikasi jabatan dan kualifikasi pegawai. Dalam membuka lowongan pekerjaan, beberapa perusahaan mensyaratkan kualifikasi tertentu yang disesuaikan dengan jenis, resiko maupun karakteristik pekerjaan, serta ketersediaan jabatan yang kosong dalam perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk menggaji pegawainya. Pekerjaan di lapangan yang membutuhkan kekuatan fisik yang mensyaratkan kualifikasi fisik yang prima, kemungkinan besar akan ditolak jika pelamarnya tidak lulus tes fisik, atau pekerjaan yang mengharuskan ketemu dengan banyak orang kemungkinan tidak akan menerima pelamar yang berdasarkan hasil psikotes menunjukkan tipe kepribadian yang introvert dan plegmatis. Pelamar yang memiliki kualifikasi melebihi persyaratan juga tidak selalu diterima perusahaan karena biasanya pegawai tipe ini memiliki standar gaji yang lebih tinggi atau berpotensi untuk ‘merusak’ sistem yang sudah dibangun. Bisa juga alas an tidak diterima karena perusahaan telah memiliki pegawai dengan kualifikasi yang selevel dan tidak ada lagi jabatan yang kosong sesuai dengan level kualifikasi yang dimiliki pelamar.

4. Ketidaksesuaikan nilai-nilai perusahaan dengan nilai yang dimiliki pelamar


Seorang pemilik perusahaan membangun perusahaannya dengan nilai-nilai tertentu yang bertujuan untuk menjaga semangat kerja, meningkatkan etos kerja, dan kenyamanan dalam bekerja. Beberapa contoh nilai-nilai tersebut antara lain nilai kejujuran, integritas, inovasi dan pantang menyerah. Seorang pelamar pekerjaan akan dievaluasi terkait dengan nilai-nilai yang dipegang dalam hidupnya dan dievaluasi apakah sesuai dengan nilai-nilai yang dibangun perusahaan. Evaluasi nilai-nilai ini dapat dilakukan melalui psikotes, penelusuran melalui media sosial yang dimiliki pelamar, maupun wawancara langsung dengan pelamar pekerjaan maupun orang-orang yang dekat dan mengenal pelamar. Apabila berdasarkan evaluasi nilai si pelamar tidak ada kesesuaian dengan nilai perusahaan, maka perusahaan bisa saja menolak lamaran meskipun pelamar memiliki kualifikasi akademik maupun kompetensi melebihi persyaratan yang ditetapkan.


Kesimpulannya, perusahaan menolak lamaran seseorang tidak hanya dikarenakan jenjang pendidikan, kualifikasi akademik maupun kompetensi seseorang. Ada sejumlah faktor lainnya yang dipertimbangkan perusahaan seperti nilai-nilai perusahaan, jabatan yang dilamar, dan kesesuaian antara kualifikasi yang dipersyaratkan perusahaan dengan kualifikasi yang dimiliki pelamar. Ketentuan tersebut memang dapat berbeda pada kenyataannnya, terutama pada perusahaan yang budaya politik organisasi masih menjamur mengalahkan profesionalisme dalam bekerja.


Informasi tambahannya, perusahaan dalam melakukan seleksi kerja dewasa ini telah berkembang metodenya, tidak hanya menggunakan tes klasikal, wawancara maupun psikotes seperti dahulu tetapi juga penelusuran akun media sosial yang dimiliki pelamar maupun orang-orang terdekat pelamar. Sumber informasi tentang pelamar juga dapat diperoleh perusahaan melalui situs-situs penyedia informasi pekerjaan, maupun sumber lain di media maya. Semakin menjamurnya media sosial akhir-akhir ini dapat menjadi sumber informasi bagi perusahaan untuk mengenali pegawainya maupun orang yang melamar pekerjaan. Jadi, santunlah dalam menggunakan media maya, apapun itu situsnya jika masih ingin melamar pekerjaan, kecuali jika memang tidak akan melamar pekerjaan lagi. Bangunlah brand diri anda di dunia maya untuk menunjukkan kompetensi anda dan siapa anda. 
Ditulis oleh Perdhana Ari Sudewo, S.Psi (Assesor of Human Resources Development)


BERIKAN KOMENTAR ()